Regalia News – Surat Edaran Wali Kota Tanjungpinang Nomor B/479/481/5.2.05/2025 tentang Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah disambut dengan penuh suka cita oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang. Di balik kebijakan administratif ini, tersimpan makna mendalam yang menyentuh hati para ayah yang juga memikul peran sebagai pegawai dan orang tua.
Dua ASN Pemko Tanjungpinang, Aprinaldi dan Suwanto, mengaku merasakan langsung manfaat dari kebijakan tersebut. Bagi mereka, dispensasi untuk datang sedikit terlambat demi mengantar anak di hari pertama sekolah bukan sekadar kelonggaran jam kerja, melainkan ruang untuk menjadi ayah seutuhnya.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah. Surat edaran ini memberi kesempatan bagi kami untuk benar-benar hadir secara fisik dan emosional di momen penting anak-anak kami,” ujar Aprinaldi penuh haru.
Suwanto pun mengungkapkan rasa bahagianya. Ia merasa bisa mendampingi buah hati tanpa beban, tanpa rasa bersalah meninggalkan tugas.
“Momen seperti ini mungkin terlihat sederhana, tapi sangat berkesan. Kami merasa dihargai dan didukung untuk menjadi ayah yang teladan. Terima kasih, Pak Wali,” ucapnya.
Kebijakan ini sejalan dengan semangat Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang mendorong peran aktif ayah dalam pendidikan dan tumbuh kembang anak. Melalui dispensasi ini, ASN pria yang memiliki anak usia sekolah diberi kesempatan untuk hadir di hari pertama masuk sekolah, dari jenjang PAUD hingga SMA.
Surat edaran tersebut juga mendorong para ayah untuk mendokumentasikan dan membagikan momen kebersamaan mereka melalui media sosial dengan tagar #GerakanAyahTeladanIndonesiaKotaTanjungpinang, sebagai bagian dari kampanye positif memperkuat peran ayah dalam pendidikan.
Bagi Aprinaldi dan Suwanto, Senin, 21 Juli 2025, bukan sekadar hari pertama anak mereka bersekolah. Lebih dari itu, menjadi hari ketika peran mereka sebagai ayah mendapat pengakuan dari seorang pemimpin daerah.
“Ini bukan soal dispensasi. Ini tentang kebijakan yang memanusiakan—tentang pemerintah yang hadir bukan hanya sebagai pengatur, tapi juga sebagai pengayom,” tutup Aprinaldi.
Langkah ini menjadi bukti bahwa kota yang kuat dibangun dari keluarga yang kuat. Dan keluarga yang kuat lahir dari kehadiran orang tua—sejak hari pertama.
Sumber : Dinas Kominfo