Regalia News – Bareskrim Polri secara tegas menyatakan perang terhadap peredaran narkoba di Indonesia. Mereka juga berkomitmen untuk mengambil tindakan keras terhadap para bandar narkoba yang tertangkap, dengan fokus pada upaya memiskinkan mereka.
Hal ini menjadi respons terhadap pengungkapan peredaran narkoba yang melibatkan jaringan internasional, yang dipimpin oleh Fredy Pratama.
Para bandar narkoba yang ditangkap akan dijerat dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU), sebagai tindak lanjutan untuk memastikan bahwa mereka kehilangan aset-aset yang diperoleh dari kegiatan ilegal mereka. Tujuannya adalah untuk menghentikan operasi kartel narkotika tersebut.Kamis (14/9/2023).
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, menyampaikan bahwa selama proses ini, Polri juga berkoordinasi dengan instansi lain, seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Prinsipnya adalah untuk memiskinkan orang-orang yang terlibat dalam tindak pidana narkoba dengan menyita aset-aset mereka yang berasal dari kegiatan ilegal tersebut.
Sebelumnya, Bareskrim Polri bekerja sama dengan berbagai lembaga penegak hukum dari berbagai negara, termasuk Royal Thai Police (RTP), Polis Diraja Malaysia (PDRM), dan US DEA, untuk mengungkap sindikat narkoba jaringan internasional yang dipimpin oleh Fredy Pratama.
Aset yang terkait dengan jaringan ini memiliki nilai yang sangat besar, mencapai Rp 10,5 triliun, dan melibatkan 10,2 ton sabu serta lebih dari 100 ribu tablet ekstasi. Upaya ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk memerangi peredaran narkoba yang sangat merusak masyarakat.
