Regalia News – Tiga orang nelayan Kabupaten Bintan di tahan oleh polisi Malaysia pada minggu (11/7) dini hari, di tahannya nelayan Bintan tersebut, Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Bintan Buyung Adly meminta Gubernur dan Pemerintah terkait untuk bisa menyelesaikan diatas kejadian penahanan nelayan bintan tersebut.
Buyung Adly mengatakan, awal mula kronologis, pada hari kamis (8/7/2021) tiga orang nelayan asal kampung masiran RT 07 dan RW 02 Gunung kijang, Bintan atas nama Agus Suprianto (26) sandi (18) dan Andi (18) pergi melaut.
Mereka berangkat kelaut pada pukul 02.00 wib dini hari dengan Bot Ukuran 34 Kaki mesin 35 ,ukuran 3 GT. Mereka membawa alat tangkap berupa Rawai, dan pancing menuju Len 104 dengan No bawah kapal Gps 35.36 di perairan pulau Awor.
“Dari diperkirakan jaraknya 52 Mill, dari bibir pantai Kampung masiran ke arah Barat. biasanya mereka melaut sampai 2 dengan 3 Hari lalu pulang,” ucap Buyung senin (12/7).
Ia menyampaikan, beberapa hari setelah berangkat, salah satu ABK kapal Andi mengirim pesan WhatsApp ke Pemilik kapal Pak saf pada Minggu (11/7) 20.00 wib dan mengatakan kalau mereka di tahan oleh polis Malaysia.
“Pada malam itu juga pemilik kapal menyampaikan ke keluarga dan kepada kami KNTI,” ujar nya.
Ia menuturkan, setelah adanya kabar tersebut, mereka tidak bisa dihubungi dan masih di tahan di negara tetangga tersebut.
“Sampai sekarang pihak keluarga maupun pemilik bot tidak bisa lagi mendapat kabar dari mereka,” tuturnya.
Dengan kerja dia tersebut, Buyung berharap kepada pemerintah untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut dalam waktu dekat dan secepatnya karena kasian dengan keluarga yang di tinggalkan.
Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah bisa memberikan bekal komunikasi yang lengkap kepada para nelayan yang menangkap ikan di perbatasan sehingga jika ada kerusakan dan lain hal mereka bisa segera berkomunikasi.
“Kami minta agar rekan rekan nelayan ini bisa di bantu dalam hal bekal komunikasi. dam saling komunikasi dengan pihak pengawas perikanan,” tukasnya.
Sumber : Buyung Adly
Editor : Isep